Mereka tak pernah tau betapa
selama ini aku menderita. Mereka perlakukan aku semena – mena. Menendangku sekuat tenaga. Menggunakan kaki – kaki mereka
yang terbungkus sepatu, bak sepatu yang terbuat dari kulit baja. Tendangan
mereka sungguh keras. Membuatku sejenak melambung ke angkasa kemudian terhempas
jatuh ke tanah. Mereka berlarian mengejar arah angin yang membawaku terbang.
Menunggu hingga ku jatuh terjembam dihimpitan kaki – kaki mereka lagi. Begitu
seterusnya. Hingga pantaslah bila kusebut mereka dengan sebutan kaki – kaki
penyiksa. Mereka tidak hanya menyiksaku dalam berbagai jurus tendangan, tetapi
mereka juga terkadang menyundulku dengan kepala – kepala mereka. Penyiksaan
terhenti sejenak kala tubuhku menghantam tubuh salah satu dari mereka yang selalu
berdiri menanti kehadiranku. Ia yang selalu berdiri menantiku berusaha
menyelamatkanku agar tak masuk menembus kandang mereka. Kadang ia berusaha
merangkulku dalam pelukan mereka, kadang pula mencoba menangkisku hingga
membuatku melambung kembali bertempur menahan kaki – kaki penyiksa.
Tak peduli hujan yang menerpa,
maupun panas yang mengengat. Walau air hujan ikut pula membasahi sekujur tubuh
mereka, walau keringat mengucur melalui sela – sela baju mereka, tetap saja mereka
beraksi tanpa rasa peduli. Luka memang terasa begitu menyiksa. Tapi, apadaya
aku hanya bisa pasrah menerima kelakuan mereka. Ingin ku berteriak, “Jangan
siksa aku! Hentikan semua ini.!” Namun teriakan itu tertelan dalam hati. Sakit
yang kurasa menenggelamkan keberanianku tuk berkata. Sekumpulan kawanan mereka
benar – benar tak dapat kuhentikan seorang diri. Mereka akan bersorak gembira
kala aku jatuh terjembab melewati batas pintu kandang tim lawan. “Goool… !!”
sorakan khas mereka nyaring terdengar. Disaat seperti itulah aku bisa bernafas
sejenak, namun penyiksaan tetap berlangsung tak berselang semenit kemudian.
Penderitaan benar – benar terhenti bila peluit panjang berbunyi pertanda
pertandingan telah usai. Saat itulah ku kan tenang. Berkumpul kembali bersama
kawananku. Kawanan bola – bola yang telah menjadi kotor berhiaskan lumpur
maupun kotoran.
No comments:
Post a Comment