“Aku butuh dia sekarang!”
teriakku dalam hati. Bibirku yang tadinya ingin berseru demikian sirna. Aku tak
mampu berjalan. Kaki – kaki ini terasa lemah. Kepala sungguh terasa berat. Mata
pun berkunang – kunang tak jelas melihat ruangan sekitar. Di ruangan ini hanya
ada aku seorang. Aku yang tinggal dalam sebuah kamar kost berukuran kecil kini
sedang tak berdaya. Tubuhku lemas terkapar dalam pelukan selimut tebal. Tubuh
tak terasa menggigil. Namun setidaknya selimut mampu menyelamatkanku dari
dinginnya malam. Pelan – pelan aku mencoba menutup mata. Namun kepala ini tetap
saja tak kunjung hentikan berbagai pikiran yang melanda. Aku hanya pikirkan
dia. Dia yang selalu aku butuhkan disaat – saat seperti ini. Tapi, kali ini dia
tak ada disini. Menenangkanku tuk kembali tidur menyambut mimpi.
“Aaargh…!! Kepalaku mau pecah!
Aku tak kuat lagi!!” teriakan hati memaksaku tuk berdiri. Aku sudah tak tahan
lagi. Hanya dia yang kubutuhkan saat ini. Perlahan aku melangkah pergi. Keluar
dari kamar, menutup pintu, kemudian mengayuh sepeda gayungku. Aku tak peduli
sakit yang menerpaku kini. Malam – malam dini hari aku cuek mengayuh demi
menemui dia yang kucari. Tampak kanan kiri suasana sudah sangat gelap. Melewati
pos kambling tampak para kawanan lelaki muda tengah berjaga. Mereka menggodaku
dengan siulan – siulan khas para penggoda. Aku cuek tak pedulikan mereka. Tetap
focus mengayuh sepeda demi menemukannya walau ku tau ini malam buta.
Menemukannya tak membutuhkan
waktu lama. Lima menit mengayuh aku sudah sampai di tempat tujuan. “Sreeeeet..!”
aku tepikan sepedaku di badan tembok sebuah warung. Tampak disana berkumpul
para kaum lelaki, baik yang muda maupun yang tua. Mereka tengah fokus menonton
bola beramai – ramai sambil minum – minum kopi. Sekilas kulihat mereka memasang
muka – muka tegang menatap layar kaca tanpa menyadari kedatanganku yang bermuka pucat. Aku melihat kedalam dan
menemukan ibu paruh baya menyambutku dengan senyuman.
“Beli apa, Mbak?” tanyanya.
“Bodrex ya Bu.” Jawabku.
Akhirnya aku dapat bernafas lega.
Kini aku telah temukan dia. Hanya dia yang mampu menyembuhkanku. Aku
bergegas menelannya bersamaan dengan segelas air putih yang kuminta dari ibu
pemilik warung itu.
No comments:
Post a Comment