Dia duduk termenung di
teras balkon rumah. Mukanya kusut, matanya sayup, rambutnya terurai acak -
acakan. Dia duduk di lantai seraya menekuk dan mendekap kedua kakinya. Sesekali
dia menatap langit - langit keluar jendela sembari mengusap sudut - sudut matanya
yang basah. Lama dia termenung dalam kesendirian. Bibirnya seolah tertahan
ingin mengeluarkan suara. Namun semua itu dia tahan. Dia tak mau kalau sampai -
sampai seseorang di rumahnya tau jika kini dia sedang menangis.
Lama dia masih terdiam
disana. Mukanya masih saja tertekuk. Air matanya mengalir menganak sungai
sampai - sampai mengenai ujung - ujung lengan bajunya. Pandangannya masih
melanglang buana tanpa arah. Hidungnya mulai ikut basah. Matanya menjadi merah
dan bengkak. Dia masih saja membisu. Bergolak sendiri menahan tangis dan amarah
yang menyesakkan hati.
Aku tau dia sedih. Aku
tau ia sedang kehilangan. Ada sedikit penyesalan dan kekesalan tergurat jelas
dalam pancaran wajahnya. Entah apa yang seharusnya aku lakukan untuk menghibur
dirinya. Aku hanya diam berdiri bersandar pada pintu dekat balkon
sambil memperhatikan dirinya. Dia hanya menatapku tanpa senyum lalu
kembali melanjutkan lamunannya.
Bermenit - menit aku diam
disana. Aku mencolek lengannya sesekali berusaha menggodanya. Itu ku
lakukan agar ia berbicara padaku dan rasa sedihnya berkurang. Tapi, dia
tetap saja acuh tak acuh dan langsung bergeser sedikit duduk menjauh dariku.
Berulang kali aku coba menghiburnya hingga pada akhirnya kesabaranku sirna. Aku
memutuskan beranjak pergi dari situ.
Ketika hendak melangkah
pergi, Ibu datang menghampiri kami. Ia menatap ibu dengan tatapan memelas.
"Sudahlah sayang.
Ini untukmu.!" kata Ibu sembari menyodorkan boneka angry bird baru.
"Huaaaaaaaa!! Gak
mauuuu!! Huaaaaaaaaaaaa...!! tangisnya meledak.
"Adik gak mau yang
ini...!!" teriaknya kemudian seraya melempar boneka angry bird
ditangan Ibu lalu duduk diatas kursi. Dia menangis lagi sembari memeluk
boneka hello kitty yang kepalanya putus. Boneka hello kita yang rusak akibat
ulahku. Aku hanya mesem - mesem dan nyegir, lalu kabur dari situ.
No comments:
Post a Comment