Menggenggam dunia..
Akankah aku sampai kesana..
Menggenggammu dalam kepalan tanganku..
Menaklukanmu dalam bentuk semangatku..
Menggenggam dunia..
Ingin rasanya kugapai semua..
Impian yang telah lama kutuliskan..
Keinginan yang telah lama kusimpan..
Menggenggam dunia..
Inginku menggapai semua..
Walau rintangan silih berdatangan..
Walau terhalang oleh berbagai keluhan..
Akan kucoba merangkai angan..
Akan kucoba perjuangkan..
Menggenggam dunia yang kuinginkan..
Menggapai cita hingga ujung kehidupan..
Barisan coretan diatas bukanlah kutipan dari isi buku karangan
penulis fenomenal novel berseri Balada Si Roy, Gol A Gong yang
berjudul "Menggenggam Dunia". Itu merupakan hasil
coretan biasa yang terinspirasi setelah membaca judul buku terbitan PT. Gramedia,
Seri Rumah Dunia ini. Buku ini adalah buku autobiografi, dimana orang atau
tokoh inspirasi yang menuliskan kisah perjalanan hidupnya sendiri. Saya jarang
sekali menemukan jenis bacaan seperti ini, dimana orang yang meyakini kisah
hidupnya dapat menginspirasi orang banyak menuliskan sendiri kisah liku
kehidupannya dalam wujud sebuah buku.
Menggenggam Dunia, menceritakan perjalanan hidup seorang Gol A
Gong, penyandang cacat bertangan satu dari ia kecil hingga sukses meraih
mimpinya menggenggam dunia. Diceritakan bagaimana penulis saat kecil suka
berkhayal menjadi tokoh - tokoh superhero yang pernah ditontonnya dalam sebuah
film - film, ataupun dari buku - buku yang pernah dibacanya. Akibat timbulnya imajinasinya itu menyebabkan terjadilah sebuah kecelakaan
yang membuatnya harus kehilangan tangan kirinya.
Hilangnya satu tangan, tak membuatnya harus kehilangan kesempatan
untuk berkarya. Berkat dorongan kedua orang tua, ia tumbuh menjadi anak yang
pantang menyerah mengejar mimpi - mimpinya. Walau memliki satu tangan, ia
pandai bermain bulu tangkis. Walau berlengan satu impiannya sungguh narsis.
Menjelajah dunia, mengunjungi tempat - tempat tak terduga, berkelana dan
mengembara tak hanya di belahan bumi Indonesia, namun juga di belahan negeri
nan jauh disana. Sembari berkelana tak lupa ia berkarya lewat tulisan
perjalanannya. Dari tulisan - tulisan itulah ia mendapat dana melakukan
perjalanannya melintasi benua. Ia tak hanya menikmati keanekaragaman
pemandangan indah suatu negara, namun ia juga meneliti dan menelaah setiap
keunikan, sisi lain, dan hal - hal baru yang tak pernah dipikirkan oleh seorang
travelling biasa. Ia adalah traveler writer sejati, maka pantaslah saya ancungi
jempol atas lahirnya judul buku karyanya berjudul TEWE. Dari buku
tersebut ia berbagi mengenai teknis - teknis cara menjadi seorang traveler
writer yang menuliskan kisah perjalanan yang tidak biasa.
Buku Menggenggam Dunia ini tak hanya mengisahkan tentang
perjalanannya menjelajah negeri, namun juga berisi bagaimana ia berusaha
membangun sebuah taman baca yang dapat dinikamati oleh anak bangsa. Tujuannya
tak lain adalah membangun budaya kegemaran membaca bagi generasi penerus
bangsa. Maka, dengan kerja keras ia dibantu rekan - rekannya membangun sebuah
Rumah Dunia.
Masih banyak kisah - kisah lain tentang sang penulis yang kiranya
mengetuk hati pembaca yang tak mungkin saya jelaskan secara terperinci.
Intinya, tulisan pengarang setidaknya dapat menginspirasi saya, bahwa
kekurangan seseorang tak dapat menghalangi kemauan besar seseorang menggapai
impiannya. Impian menggenggam dunia yang terwujud dalam
sebuah karya tulisan - tulisan inspiratif.
Selamat Membaca.. :)
No comments:
Post a Comment