Sunday, April 29, 2012

Kisah Homoseksual dalam sebuah puisi

Puisi esai adalah sebuah karya sastra baru yang baru saya ketahui setelah membaca kelima karya penulis hebat, Om Denny JA ini. Tema yang diangkat dari puisi - puisinya adalah tentang diskriminasi . "Cinta terlarang Batman dan Robin" merupakan puisi esai keempat dari buku berjudul "Atas Nama Cinta". Ketika baru membaca judulnya saya sudah menduga ini pasti puisi yang bercerita tentang cinta dua insan sesama jenis. Diskriminasi Terhadap kaum homoseksual tampaknya merupakan tema dari puisi esai ini. Dimana kita ketahui bahwa di Negeri kita ini,
homoseksual masih menjadi pertentangan dalam masyarakat. Menurut pandangan agama apapun, menjadi homoseksual adalah hal terlarang dan perbuatan dosa. Meskipun itu merupakan hal terlarang, pada kenyataannya kelainan seksual penyuka sesama jenis antara pria dengan pria memang hidup dalam lingkungan sekitar kita. Dan kali ini Pengarang mengagkat kejadian isu diskriminasi homoseksual dalam bentuk puisi esai yang menarik.

Dikisahkan Amir mengalami tekanan batin karena dirinya adalah seorang gay. Hidup dalam pendidikan pesantren semenjak smp, kaya akan ilmu agama tak membuat dirinya lantas menjadi seorang yang hidup secara normal. Homoseksual sudah melekat pada dirinya. Pertentangan agama atas kaum gay membuatnya terpaksa menutup diri tak memberitahu secara terang - terangan bahwa dia adalah seorang gay. Bambang adalah kekasih gay yang juga mengenyam pendidikan di pesantren bersama dengannya. Hanya dengan Bambanglah ia dapat terbuka dan menikmati kehidupannya menjadi gay. Sudah bisa ditebak, dalam puisi ini Amir mengalami tekanan batin. Ia tak ingin melanggar aturan agama, namun hasratnya menyukai sesama pria tak terbendung. Ia dan Bambang menjadi sepasang kekasih secara sembunyi - sembunyi. Hingga beranjak dewasa, sang ibu yang sedang sakit parah memberi amanat untuk segera membangun kehidupan rumah tangga. Sang ibu memilihkan seorang gadis untuk dinikahi. Bertambahlah beban pikiran Amir. Disatu sisi ia tak tega melihat ibunya menderita mengetahui bahwa anaknya seorang gay. Disisi lain ia berpikir akan bahagia bila hidup menjadi gay bersama Bambang.

Kegalauan Amir dilukiskan secara menarik lewat serentenan kata yang terangkum puitis. Pengarang berhasil membuat suatu gaya penceritaan yang berbeda dan ini menambah nilai seni sastra Indonesia. Penceritaan karakter dalam puisi ini seolah mungkin benar - benar mewakali perasaan para gay saat ini. Pikiran terbebani hidup di lingkungan diskriminasi terhadap kaum gay. Ada yang tetap bertahan hidup seperti biasa tanpa membuka identitas diri, dan bahkan sebaliknya hidup seperti biasa dengan terang - terangan membuka identitas diri walau hujatan datang dimana - mana. Pada akhirnya gay tetaplah seorang manusia. Pilihan mereka menjadi gay adalah hak mereka. Keputusan merubah diri untuk menjalani hidup normal bukan menjadi gay tergantung pada diri mereka masing - masing.

Manusia tidaklah sempurna,..
Jalan kehidupan tak mungkin tanpa cela..
Kemauan merubah diri tak mungkin dipaksa..
Keinginan sendiri yang kan mengubah segala..

No comments:

Post a Comment