Tuesday, November 20, 2012

Hembusanmu

Aku rindu padamu. Akan hembusanmu yang membawa kesegaran bagiku. Membawaku dalam ketenangan. Menghilangkan beban derita tubuhku. Belaian lewat hembusanmu kini langka kutemukan. Kau menghilang sirna dari pandangan. Tak pernah kulihat lagi kau yang biasanya lewat menyapa sekumpulan pepohonan di pekarangan rumah. Kemudian setelahnya kau datang menghampiriku memberi kesejukan yang berharga. Tak pernah kurasakan lagi hembusanmu yang datang perlahan. Membelai mesra hinggap mengelilingi sekujur tubuh ini. Mengeringkan peluh keringat yang membasahi. 

Aku tak tahu kapan terakhir kali kau datang. Yang pasti saat ini keadaanku selalu begini. Membuat keringat terus saja mengalir melalui pori - pori. Derasnya begitu terasa menempel membasahi tubuh. Dahaga tak hentinya datang membawa derita. Menyisakan rasa haus yang membara. Hingga membuat tenggorokan selalu terasa kering. Berkali - kali aku usap peluh keringat dari dahi. Tidur rasanya tak tenang. Malam tanpa dirimu terasa semu. Menanti hadirmu rasanya akan sia - sia saja. Akhirnya malam ini ragaku sudah tak kuat lagi. Aku bergegas memaksamu datang kemari. Memaksamu datang ke kamarku tuk temani tidurku malam ini.

Aku melangkah berjalan menuju ruang tamu. Kutemukan sebuah kipas angin besar yang  kucari. Kugotong kipas itu masuk kedalam kamar. Kuhidupkan kipas angin itu dan akhirnya kurasakan dahsyatnya hembusanmu. Kekuaatan hembusanmu menelusup masuk menghilangkan sejenak hawa panas yang menyiksa di malam ini.

No comments:

Post a Comment