Wednesday, October 24, 2012

Telor Busuk

"Titititittiti..." Jees.." Suara ular besi itu terdengar jelas dari pendengaran. Kami melangkah masuk kedalamnya setelah secara otomatis badan pintu terbuka. "Wow..!' kami terkejut melihat keadaan penuh sesak di dalamnya. Tak ada tempat duduk yang tersisa. Para ibu - ibu, bapak - bapak, lansia dan anak - anak memadati ruangan. Kami pun terpaksa berpegangan pada pegangan besi yang tergantung diatapnya.

"Doors are Closed! Titititittiti..." Jees..! " lima menit kemudian pintu otomatis tertutup dan sang ular panjang itu pun melaju kencang. "Nguiiiiiiing..!" begitu bunyinya.

Sepuluh menit kemudian, suara sang pramugari kembali bersua.
"Doors are opened..!!"
"Titititittiti..." Jees..!" pintu terbuka. Sebagian orang ada yang melangkah keluar, dan sebagian lagi ada yang masuk lagi. Tapi tetap saja tak ada tempat duduk yang tersedia. 
"Doors are closed..!!"
"Titititittiti..." Jees..!" pintu tertutup kembali. Ular besi kembali melaju kencang.

Walau lelah, aku tetap berpegangan seraya menebarkan pandangan ke kanan dan ke kiri memperhatikan orang - orang. Di depanku ada seorang Bapak - bapak membawa buku sembari memangku anak perempuannya. Disebelah Bapak itu ada seorang nenek - nenek duduk menahan kantuk. Ada juga serombongan anak - anak sekolah berbincang - bincang sembari memainkan hanphone canggih mereka. Ditengah lamunanku memperhatikan orang - orang, ada sedikit keanehan yang tidak biasanya kualami. Hidungku membaui aroma. Sebuah aroma yang pernah kukenal. Semakin lama bau itu menusuk hidung, membuat pusing kepala seketika. Aku menoleh kearah dua sahabatku seraya mengernyitkan dahi. Mereka berdua ternyata merasakan hal serupa. Kami yang tak kuasa menahan bau itu pun akhirnya menutup kedua lubang hidung. Aku lihat sekeliling. Orang - orang disamping kanan kiri, depan belakangku juga bersamaan menutup hidung mereka. 

Lima belas menit kemudian.
"Doors are opened..!!" "Titititittiti..." Jees..!"
Aku lihat papan diluar menunjukkan bahwa kami telah tiba di tempat tujuan.
"Kita sampai." kataku.
Kami bertiga cepat - cepat melangkah menuju pintu keluar menghindari aroma bau tadi yang masih melekat di hidung.
"Gila... Aroma kentut Telor busuk nyangkut juga tadi..!!" seruku setelah keluar dari badan ular besi.
"Wkwkwkwkwk..!!" Kami tertawa bersamaan.
"Siapa yang kentut ya?" kata Aan sembari memandang curiga kearah Anita. Aku pun tak ketinggalan memandanginya.
"Bukan aku..!!" seru Anita kemudian.
"Ada - ada saja.." timpalku.

Kami menghela nafas lega hampir bersamaan. Akhirnya kami tiba di tempat tujuan. Stasiun Nicole Highway menyambut kami dengan kehangatan meninggalkan jejak telor busuk di dalam MRT tadi.

No comments:

Post a Comment